RSS

Arsip Bulanan: Desember 2010

MERAK YANG DIRINDUKAN

SURABAYA, KOMPAS — Kelompok Teater Rumah Poetika Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyuguhkan lakon Lelapmu Belum Tersekap dalam Kompetisi Teater Indonesia A Tribute to WS Rendra, Kamis (4/11) di Gedung Cak Durasim, eks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Genteng Kali 85, Surabaya.

Naskah lakon Lelapmu Belum Tersekap, karya Abner Paulus Raya, bercerita mengenai kehidupan WS Rendra, sekaligus sekelumit eksistensi si Burung Merak dalam pergulatan seniman di atas panggung teater modern.

Realitas itu tersirat tatkala lelaki berjubah putih (Hendra Djami) beraksi dengan gaya bak seniman penyair. Suara musik orkestra klasik pun terdengar mengiringi aksi sang lelaki berjubah putih yang membaca puisi di atas panggung.

Kelompok tersebut mengawali pertunjukan dengan tarian yang dibawakan oleh dua perempuan, Sherly Salomon dan Cornelia Mindana. Tarian itu mengisyaratkan pembuka pertunjukan lakon Lelapmu Belum Tersekap.

Selepas tarian sebagai bagian dari pertunjukan, lalu terdengar suara narasi seorang perempuan yang mengisahkan sekelumit kampung dengan pohon lontarnya.

Berbarengan dengan narasi, muncul seorang lelaki dengan dandanan khas NTT yang menari bagaikan seorang yang sedang bergelut dalam kehidupannya.

Sang lelaki penari (Riky Bria) akhirnya kelelahan dan merebahkan tubuhnya di atas kursi. Sebelum tertidur, dia berkata, ”Aku dari tempat yang terpencil. Aku datang membawa sejuta rasa dan sejuta tanya”.

Dalam suasana panggung yang sunyi dan senyap, muncul lelaki berjubah putih (Hendra Djami) dan menghampiri sang lelaki penari yang sedang terlelap di atas kursi.

(TIF)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 9, 2010 inci Arsip NTT